proses penciptaan manusia berdasarkan Al-quran
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia diciptakan untuk
menjadi khalifahdibumi, yang diciptakan ole Allah SWT dari tanah, dari lumpur
hitam[1]
yang diberi bentuk, dari tanah kering seperti embikar, kemudian disempurnakan
oleh-Nya dan ditiupkan pada-Nya ruh dari-Nya. Lalu seluruh malaika pun bersujud
kepada manusia kecuali iblis.
Manusia adalah makhluk
ciptaan Allah yang paling mulia karena diangkat sebagai khalifah Allah yang
bertugas untuk memakmurkan bumi atas dasar ketakwaan. Manusia yang terdiri dari
tubuh, akal, dan ruh, juga mempunyai asal-usul yang diterangkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Mu’minun, dan beberapa surat lain serta dalam beberapa hadis.
Kemudian, Al-Qur’an menginformasikan bahwa ada dua macam proses penciptaan
manusia yaitu penciptaan secara primordial, yaitu berkaitan dengan penciptaan
manusia pertama yakni Adam as, dan penciptaan seluruh manusia sebagai generasi
Adam as.
Manusia pada
dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai
makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu
menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah
dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan
terikat erat oleh alam sekitarnya.
Manusia
diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Kita sebagai mahasiswa
harus mengetahui bagaimana asal-usul manusia yang telah dijelaskan dalam
Al-Qur’an dan hadist, kemudian dapat kita aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara menghubungkannya dengan jenis ilmu yang lain.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka Rumusan Makalah pada
Makalah ini adalah:
1.
Mengartikan
kosa kata dan menerjemahkan ayattentang kejadian manusia (Q.S
Al-Mukminun [23] : 12-14, Q.S Al-A’raf [7] : 189, Q.S An-Nisa [4]:1). ?
2.
Apa sebab nuzul dan munasabah ayat.?
3.
Bagaimana tafsir ayat tentang kejadian
manusia ?
4.
Apa aspek pendidikan yang terkandung
didalamnya ?
5.
Bagaimana menyimpulkan pokok-pokok
kandungan ayat ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini berdasarkan Rumusan makalah
diatas adalah :
1.
Dapat
mengartikan kosa kata dan menerjemahkan ayat tentang kejadian manusia (Q.S
Al-Mukminun [23] : 12-14, Q.S Al-A’raf [7] : 189, Q.S An-Nisa [4]:1).
2.
Dapat memahami sebab nuzul dan munasabah
ayat serta tafsir ayat
3.
Dapat menerangkan aspek pendidikan yang
terkandung didalamnya serta menyimpulkan pokok-pokok kandungan ayat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Q.S Al-Mukminun [23] : 12-14
Surah ke 23 dari Al-Quran ini dinamakan Al-Mukminun. Nama
Al-Mukminun dianbil dari salah satu kata yang terdapat didalam ayat pertama,
yang artinya orang yang beriman. surah Al-Mukminun terdiri atas 118 ayat, dan
termasuk golongan surah Makkiyah.[2]
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ()
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيقَرَارٍ مَكِينٍ()
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ()
KOSA
KATA :
Dan
sesungguhnya
: وَلَقَدْ
Kami
telah menciptakan :خَلَقْنَا
Manusia : الانسان
Saripati : سُلالَةٍ
Air
mani :
نُطْفَةً
Segumpal
darah : عَلَقَةً
Segumpal
daging :
مُضْغَةً
Membungkus : كسونا
Menjadikan
sesuatu :انشأ
Tulang
/ tulang belulang : عِظَامًا / الْعِظَامَ
Makhluk : خَلْقًا
Maha
suci Allah : تبارك الله
Pencipta
yang terbaik : احسن الخالقين
TERJEMAHAN AYAT
12 “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah”
13. “Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim)”
14.“Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik”
TAFSIR
AYAT
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Dan sesungguhnya
Kami bersumpah bahwa kami telah menciptakan manusia, yakni jenis manusia yang
kamu saksikan, bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah. Kemudian
kami menjadikannya yakni saripati itu, nutfah yang disimpan dalam tempat yang
kukuh, yakni rahim ibu. Kemudian kami ciptakan, yakni dijadikan, nutfah itu
‘alaqah, lalu kami ciptakan, yakni jadikan, ‘alaqah itu mudhgoh yang merupakan
sesuatu yang kecil sekerat daging, lalu kami ciptakan, yakni jadikan mudhgoh
itu tulang-belulang, lalu kami bungkus tulang-belulang itu dengan daging.
Kemudian, kami mewujudkannya, yakni tulang yang terbungkus daging itu menjadi –
setelah kami meniupkan ruh ciptaan kami kepadanya – makhluk lain daripada yang
lain yang sepenuhnya berbeda dengan unsur-unsur kejadiannya yang tersebut
di atas bahkan berbeda dengan makhluk-makhluk lain.
Berbeda-beda pendapat para ulama
tentang siapa yang dimaksud dengan الإنْسَان al-insan/manusiapada ayat ke-12 banyak
yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Adam. Memang ayat selanjutnya
menyatakan Kami menjadikannya nutfah, bukan kami menjadikan keturunannya
nutfah. Bagi yang tidak menerima pendapat di atas, ada yang menyatakan bahwa
kata الإنْسَانَdimaksud adalah jenis manusia. ThahirIbn ‘Asyur,[3]
walaupun membuka kemungkinan memahami kata al-insan dalam arti Adam, cenderung
berpendapat bahwa al-insan yang dimaksud adalah puta-puti Adam as. Saripati
dari tanah itu menurutnya adalah apa yang diproduksi oleh alat pencernaan dari
bahan makanan yang kemudian menjadi darah, yang kemudian berproses hingga
akhirnya menjadi sperma ketika terjadi hubungan seks. Nah inilah yang dimaksud
dengan saripati taah karena ia berasal dari makanan manusia- baik tumbuhan
maupun hewan yang bersumber dari tanah.
Kata سُلالَةٍ
terambil dari kata “salla “ yang antara lain berarti mengambil, mencabut.[4]Kata
ini mengandung makna sedikit sehingga kata sulalah berarti mengambil sedikit
dari tanah dan yang diambil itu adalah saripatinya.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ
نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
“ Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim)”
Kata نُطْفَةًberarti setetes yang
dapat membasahi. Ada juga yang memahami kata itu dalam arti hasil pertemuan
sperma dan ovum. Penggunaan kata ini menyangkut proses kejadian manusia sejalan
dengan penemuan ilmiah yang menginformasikan bahwa pancaran mani yang menyembur
dari alat kelamin pria mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, sedang
yang berhasil bertemu dengan indung telur wanita hanya satu saja.[5]
ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
عِظَامًا فَكَسَوْنَا
“ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus”
Kata عَلَقَةًterambil dari kata عَلَقَdalam kamus-kamus
bahasa, kata itu diartikan dengan : (a) segumpal darah yang membeku, (b)
sesuatu yang seperti cacing, berwarna hitam, terdapat dalam air, yang bila air
itu diminum cacing tersebut menyangkut di kerongkongan, dan (c) sesuatu yang
bergantung atau berdempet. Para embriolog cenderung memahaminya sesuatu yang
bergantung atau berdempet di dinding rahim. Menurut mereka setelah terjadi
pembuahan menghasilkan zat baru, yang kemudian terbelah menjadi dua, lalu yang
dua menjadi empat, empat menjadi delapan, demikian seterusnya berkelipatan dua.
Kata مُضْغَةًterambil dari kata مُضْغَyang berarti mengunyah
artinya sesuatu yang kadarnya kecil sehingga dapat dikunyah.
Kata كَسَوْنَاterambil dari kata kasa
yang berarti membungkus. Daging diibaratkan pakaian yang membungkus tulang.
Sayyid Quthub[6] menulis bahwa
disini seseorang berdiri tercengang dan kagum di hadapan apa yang diungkapkan
Al-Quran menyangkut hakikat pembentukan janin yang tidak diketahui secara
teliti kecuali baru-baru ini setelah kemajuan yang dicapai oleh Embriologi.
Kekaguman iu lahir setelah diketahui bahwa sel-sel daging berbeda dengan sel-sel
tulang, dan juga setelah terbukti bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel
danging dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum telihat
sel-sel tulang, seperti yang diinformasikan di ayat diatas. Lalu kami ciptakan mudhghah itu tulang betulang,
lalu kami bungkus tulang belulang itu dengan daging. Maha Suci Allah Yang
Maha Mengetahui yang umum dan terperinci
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“ Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Kata أَنْشَأْansya-a mengandung arti mewujudkan sesuatu serta
memelihara dan mendidiknya.[7]Penggunaan
kata tersebut dalam menjelaskan proses terakhir dari kejadian manusia yang
mengisyaratkan bahwa proses terakhir itu benar-benar berbeda sepenuhnya dengan
sifat, ciri, dan keadaannya dengan apa yang ditemukan dalam proses sebelumnya.
Yang berbeda dengan apa yang terjadi setelah proses ansya-a. di sini yang
muncul adalah seorang manusia yang memiliki ruh, sifat kemanusiaan, potensi
untuk berpengetahuan,
Kata خَلْقًا آخَرَmakhluk lain,
mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan ( ruh ) ciptaan-Nya yang
tidak dianugerahkan kepada siapapun kendati malaikat.
Kata تَبَارَكَterambil dari kata “barakah “ yang bermakna
sesuatu yang mantap, ia juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam
serta berkesinambungan. Kolam dinamai birkah karena air yang ditampung
didalamnya menetap mantap tidak tercecer kemana-mana.
الْخَالِقِينbentuk jamak dari خَالِقِkhaliq bentuk jamak
tersebut mengisyaratkan bahwa ada khaliq lain, tetapi Allah adalah yang terbaik
ASPEK
PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA
1.
Kejadian manusia yang diterima oleh
akal dan fikiran
- pelajaran
bagi kesadaran manusia tentang asal usul dirinya dan Tuhan yang telah
menciptakannya.
- Mendorong bersyukur kepada Allah SWT yang telah
menciptakannya
dari setetes air mani sehingga menjadi mahluk yang sempurna yang dapat
menyaksikan kekuasaan dan keagungan-Nya.
- menunjukkan
bahwa hadirnya manusia di muka bumi ini diadakan oleh Allah SWT.
tentu bukan tanpa tujuan. Tujuan hadirnya manusia untuk mengemban
tugas sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini.
POKOK-POKOK
KANDUNGAN AYAT
Adapun kandungan surah Al-Mukminun yaitu:
1. Allah adalah
stu-satunya yang menciptakan manusia
2. Penegasan Allah SWT
bahwa manusia meupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal kejadiannya dari sari pati
tanah
3. Informasi dari
Allah tentang proses kejadian manusia ketika masih berada dalam kandungan
4. Allah memberi
kesempatan hidup di dunia kepada manusia
5. Usia manusia
ditentukan oleh Allah SWT
Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia.
Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia.
Proses Kejadian
manusia menrurut QS. Al Mukminun : 12-14 ketika masih berada dalam kandungan
adalah sebagai berikut :
Ø Allah SWT
menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nuthfah
(air yang berisi spermatozoa, disebut sperma), yang kemudian ditumpahkan ke
dalam qarar (rahim atau kandungan)
Ø Allah menjadikan
nuthfah sebagai alaqah yaitu gumpalan darah yang berbentuk menyerupai buah
lecis atau lintah
Ø Dari alaqah Allah
SWT menjadikan sebagai mudghah, yaitu segumpal daging menyerupai daging hancur
yang sudah dikunyah
Ø Dari mudghah Allah
SWT menjadikan sebagai i’izaam, yaitu tulang atau rangka
Ø Kemudian tulang
atau rangka itu dibalut oleh daging
Ø Setelah itu
Allah SWT menjadikan sebagai makhluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk
manusia yang telah berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki
B.
Q.S Al-A’raf [7] : 189
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ
مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا
تَغَشَّاهَاحَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا
اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا تَغَشَّاهَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
الشَّاكِرِين
KOSA
KATA :
Menjadikan kamu :
خَلَقَكُمْ
Dari diri :
مِنْ نَفْسٍ
Menciptakan :
وَجَعَلَ
Istrinya : زَوْجَهَا
Di campurkannya :
تَغَشَّاهَا
Mengandung :حَمَلَتْ
Mengandung :حَمَلَتْ
Ringan : خَفِيفًا
Berat :أَثْقَلَتْ
Memohon kepada Allah :دَعَوَا اللَّهَ
Saleh,sempurna :صَالِحًا
Orang yang bersyukur :الشَّاكِرِينَ
TERJEMAHAN
AYAT
“ Dialah yang menciptakan
kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia
merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu).
kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada
Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami
anak yang saleh, tentulah Kami terraasuk orang-orang yang bersyukur".[8]
TAFSIR
AYAT
Inilah fitrah dimana Allah menciptakan manusia
atas dasar fitrah ini. Fitrah untuk menghadapkan diri kepada Allah, tuhan
mereka, dengan mengakui rubuiyyah-Nya yang murni, ketika takut dan ketika
berharap.
“Dialah yang menciptakan kamu dari
diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa
senang kepadanya.”
Dalam tabiat
penciptaanya, dia adalah diri yang satu, meskipun berbeda-beda tugas dan
fungsinya antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini hanyalah agar si suami
cenderung kepada istrinya dan merasa senang dengannya. Demikianlah pandangan
Islam terhadap hakikat manusia dan fungsi suami istri dalam perkembangannya.
Pada dasarnya pertemuan
(hubungan biologis)[9] suami istri
adalah menyenangkan dan menentramkan, supaya kesenangan dan ketentraman ini
menyelimuti rahim tempat tumbuhnya embrio. Sehingga akan menghasilkan anak
manusia yang berharga, yang pantas menjadi generasi muda untuk mengemban
warisan peradaban manusia.
“….Maka setelah dicampurinya,
isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan
(Beberapa waktu).”
Ungkapan Al-Quran begitu
halus dan lembut, ketika melukiskan hubungan pertama antara suami istri, Maka setelah dicampurinya, kalimat ini sebagai
ungkapan yang serasi untuk menggambarkan kondisi hubungan yang berlangsung
dengan perasaan riang. Juga untuk menggambarkan kelembutan aktivitas mereka
sehingga tampak tersetunya perasaan mereka, bukan Cuma pertemuan badan.
Ungkapan yang serasi untuk menggambarkan manusia dengan gambaran
“kemanusiaanya” demikian pula digambarkannya kehamilan pertama kali bagi
wanita. Yakni “ringan” selama beberapa waktu, yang dilalui oleh si ibu dengan
tidak merasa berat seolah-olah dia tidak merasakan kehamilan itu.
Kemudian datanglah tahap
kedua,
..” kemudian tatkala Dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami
terraasuk orang-orang yang bersyukur"
Kehamilan
telah nampak jelas, hati kedua suami istri itu lekat kepadanya. Lalu, datanglah
keinginn mereka adar anak mereka nanti selamat, sehat, dan sempurna. Juga
keinginan lainnya dari ayah ibu terhadap keturunannya, ketika anak masih ada
didalam perut yang gelap dan masih berada dalam kegelapan alam ghaib. Pada
waktu berkeinginan ini, bangkitlah fitrahnya. Mereka mengahap kepada Allah
mengakui rububiyyah hanya miliknya saja, dan mengharap keutamaan hanya darinya
saja. Karena ia merasakan keutamaan hanya darinya saja. Karena, ia merasakan
bahwa Dialah satu-satunya sumber kekuatan, nikmat, dan keutamaan di alam
semesta ini. Oleh karea itu, “ keduanya
bermohon kepada Allah, Tuhannya, seraya berkata,[10]
“sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur.”Maksudnya seorang bayi yang sempurna kejadiannya,
sehingga kelak dapat menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang berguna, yang mesti
dilakukan oleh manusia. Dan keduanya bersumpah hendak bersyukur sebagaimana
yang biasa mereka lakukan atas anugerah ini, baik dengan ucapan, perbuatan atau
keyakinan
ASPEK
PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA
1.
Dapat
merenungkan bahwa hanya Allah SWT yang menciptakan manusia
2.
Dapat
mengetahui proses terjadinya manusia dari dua insane yakni laki-laki dan wanita
yang berhubungan sah. Baik proses yang dijelaskan dalam Al-Quran maupun secara
Biologis
3.
Mengajarkan
bersabar, serta selalu memohon petunjuk serta berdoa kepada Allah SWT. Sehingga
termasuk orang-orang yang bersyukur.
POKOK-POKOK
KANDUNGAN AYAT
Dari keterangan di atas dalam surat Al-A’rof, ayat 189 dapat
kita ambil beberapa nilai tarbawi kandungan ayat tersebut, antara lain yaitu :
a. Bahwa manusia diciptakan dari diri
yang satu, yaitu dari jenis yang satu berupa Adam.
b. Penciptaan Hawa tidak sama dengan
penciptaan Adam.
c. Dalam penciptaan generasi manusia
berikutnya berasal dari hubungan suami istri antara Adam dan Hawa.
d. Ayat diatas menjelaskan proses
kandungan secara umum.
e. Hendaknya kita senantiasa bersyukur
dan berdo’a kepada Alloh dalam kondisi bagaimanapun.
f. Seyogyanya saat sang istri sedang
hamil, suami istri memohon kepada Alloh agar dikaruniakan anak yang sholeh atau
sholikhah.
C. Q.S
An-Nisa [4]:1
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
KOSA
KATA :
Wahai manusia : يَا أَيُّهَا النَّاسُ
Bertakwa kepadaTuhan mu :اتَّقُوا رَبَّكُم
Menciptakan mu :خَلَقَكُم
Dari seorang : مِنْ نَفْسٍ
Menciptakan : خَلَقَ
Istri :
زَوْجَهَا
Laki-laki : رِجَالا
Perempuan :
نِسَاءً
Silaturrahim : الأرْحَامَ
Mengawasi :
رَقِيبًا
TERJEMAHAN
AYAT
“Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.”[11]
TAFSIR
AYAT
Saat
Allah swt mengajak manusia untuk bertakwa, Dia berfirman: “Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang
satu.” Disaat Allah menggunakan lafaz yaa ayyuhallazina’amanu,
mereka selalu dalam posisi siap untuk menerima taklif/beban, karena setelah
seruan ini biasanya keluar taklif-Nya. Seakan-akan Allah ingin mengatakan:” aku
tidak menghambat kebebasanmu, aku tidak membebani kamu kecuali kamu beriman
kepada-Ku, selama kamu mengimani-Ku sebagai Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha
Bijaksana, dengarlah ucapan-Ku. Surat an-Nisa’ ini dimulai dengan yaa
ayyuhannas yang berarti manusia tidak diminta untuk melakukan suatu
perintah, tetapi untuk beriman, Dia berkata:” Wahai manusia, kemarilah untuk
berada disamping-Ku, agar kamu bisa mengambil keputusan: beriman atau tidak.
Allah tidak berkata bertakwalah kepada Allah tapi bertakwalah kepada
Tuhanmu, karena Allah adalah Tuhan yang konotasi sebagai Zat yang Maha
disembah, yang perintah dan larangannya-Nya harus dipatuhi. Sedangkan manusia
yang diserukan Tuhan belum sampai pada derajat ini, mereka masih dalam derajat
perlu didikan Zat Yang Maha Pendidik (Rabb).
من
نفس واحدةjumhur ulama sepakat bahwa makna nafsun wahidatun
adalah adam.
Al-Qaffal
mengatakan bahwa makna ayat ini ialah sesungguhnya Allah telah menciptakan
setiap orang diantara kalian berasal dari satu jiwa kemudian dia menjadikan
istri untuknya yang diciptakan dari dirinya atau kemungkinan khitab
(pembicaraan) ayat ini ditujukan kepada kaum Quraisy yang hidup pada masa Nabi
Muhammad saw.
Ada
juga sebagian yang memahami nafsin wahidah dalam arti jenis manusia
lelaki dan wanita. Syaikh Muhammad Abduh, al-Qosimi dan beberapa ulama
kontemporer lainnya memahami demikian.
Ulama
berbeda pendapat tentangوخلق منها darinya
Allah menciptakan apakah maksud “nya” menciptakan hawa
dari jiwa Adam atau dari jiwa hawa sendiri. Yang menyatakan dari jiwa hawa
sendiri beralasan dengan pemahaman ayat, sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang rasul dari kamumu anfusakum/sendiri yakni menurut Abu Muslim
Al-Asfahaniy berpendapat yang dimaksud dengan makna lafaz منها adalah dari
yang sejenis dengannya,
(وخلق منها زوجها) “
Dan darinya Allah menciptakan istrinya.” Yaitu
Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam bagian kiri dari belakang. Di saat
Adam tidur, lalu sadar dari tidurnya, ia melihat Hawa yang cukup menakjubkan.
Hingga muncul rasa cinta dan kasih sayang diantara keduanya.
Didalam hadits shahih dinyatakan:
“Sesungguhnya
wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah
bagian yang paling atas. Jika engkau memaksakan untuk meluruskannya, maka
engkau akan mematahkannya. Tetapi jika engkau bersenang-senang dengannya, maka
bersenang-senanglah dengannya, sedangkan padanya terdapat kebengkokan”[12]
وبث
منهما رجالا كثيرا ونساءdan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan banyak.” Artinya Allah lahirkan dari
keduanya yaitu Adam dan Hawa, laki-laki dan wanita yang banyak sekali, serta
ditebarkan di berbagai pelosok dunia dengan perbedaan golongan, sifat, warna
dan bahasa mereka. Kemudian setelah itu, hanya kepada-Nya tempat kembali dan
tempat berkumpul.
Dalam Tafsir al-Maroghi[13]juga
dijelaskan bahwa dari dua sejoli ini (Adam dan Hawa) akan lahir keturunan. Dan
Allah menjadikan keturunan itu dari dua pasangan, suami istri. Maka keturunan
manusia dikembangbiakkan melalui pasangan yang terdiri dari laki-laki dan
wanita. Allah memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki banyak dan
perempuan, ayat ini menginformasikan bahwa populasi manusia pada mulanya
bersumber dari satu pasangan, kemudian satu pasangan itu berkembang biak,
sehingga menjadi sekian banyak pasangan yang berkembang biak. Kalimat laki-laki
lebih banyak dari perempuan, kenapa tidak disempurnakan dengan
كثيرات ونساءdan perempuan lebin banyak?
Karena biasanya jumlah laki-laki lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah perempuan. Dalam kebun kurma terlihat jumlah sedikit
sekali jika dibandingkan dengan betinanya. Sedikitnya jumlah laki-laki sudah
merupakan takdir, karena jumlah yang sedikit itu mampu untuk membuahi ribuan
jumlah pohon. Jadi, kalimat laki-laki yang banyak dan perempuan
mengindikasikan bahwa jumlah laki-laki sangat sedikit jika dibandingkan dengan
jumlah perempuan, atau sebaliknya.
Imam Al-Baqa’I menyatakan bahwa walaupun sebenarnya perempuan lebih banyak
dari lelaki, tetapi kata “banyak” yang menyusul kata lelaki itu
mengisyaratkan bahwa lelaki memiliki derajat lebih tinggi, mereka lebih kuat,
lebih jelas kehadirannnya di tengah masyarakat dibanding perempuan. Imam
Fakhruddin ar-Razi sebelumnya juga mengatakan kata “banyak” yang
menyifati lelaki kenapa bukan perempuan, karena lelaki lebih popular, sehingga
jumlah banyak mereka lebih jelas. Ini juga memberi peringatan bahwa wajarnya
lelaki menampakkan dan menjadi populer, dan wajar bagi perempuan dengan
ketersembunyian dan kelembutan.
واتقوا
الله الذي تساءلون به“dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nyakamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah
hubungan silaturahim.
Artinya bertakwalah kamu kepada Allah dengan dengan mentaati-Nya. Ibtahim,
Mujahid, dan al-Hasan berkata: الذي تساءلون بهartinya sebagaimana ucapan seseorang
:”aku meminta kepadamu dengan (nama) Allah dan dengan (hubungan) Rahim”Imam
Adh-Dahhak berkata: “bertakwalah kalian kepada Allah yang dengan-Nya kalian
saling mengikat janji dan persetujuan, serta takutlah kalian akan memutuskan
silaturahim, dan berupayalah untuk berbuat baik dan menyambungnya.
Didalam Tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa makna yang
dimaksud dengan yang dengan (mempergunakan) namanyakamu saling meminta,
ialah permintaan dengan nama keimanan kepada Allah dan mengagungkannya.
Seolah-olah dikatakan: “aku meminta kepadamu atas nama keimananmu kepada
Allah dan kamu mengagungkan nama-Nya, khendaknya kamu mengerjakan hal ini.
Kata الأرحامal-arham adalah bentuk jamak dariرحيمrahim[14]yaitu tempat peranakan. Disanalah
benih anak tinggal, tumbuh dan lahir, selanjutnya berkembang biak. Rahim
adalah yang menghubungkan seseorang dengan yang lainnya, bahkan melalui rahim
persamaan sifat, fisik dan psikis yang tidak dapat diingkari, kalaupun
persamaan itu tidak banyak tetapi ia pasti ada. Karena itu Alalh mengancam
orang yang memutuskan dan menjanjikan keberkahan dan usia panjang bagi siapa
yang memeliharanya.
ان الله كان عليكم رقيباSesungguhnya Allah selalu menjaga
dan Mengawasi kamu.Sesungguhnya
Allah selalu mengawasi semua amal perbuatan dan motivasi yang ada dalam jiwamu,
disamping pengaruhnya terhadap sikapmu. Semua ini tidak ada yang tersembunyi
bagi Allah. Ini merupakan arahan dan perintah untuk selalu merasa diawasi oleh Rabb
Yang Maha mengawasi. Untu itu Allah menyebutkan bahwa asal penciptaan manusia
itu berasal dari satu ayah dan satu ibu, agar sebagian mereka berkasih sayang
dengan sebagian lainnya.
ASPEK
PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA
1.
Islam adalah agama sosial. Oleh karenanya ia
menaruh perhatian tentang hubungan manusia antara satu dengan lainnya dalam
keluarga dan masyarakat. Kelaziman takwa dan tauhid adalah menjaga hak orang
lain.
2.
Manusia harus bersatu. Karena segala bentuk
diskriminasi antara mereka berdasarkan warna, etnis, bahasa dan kawasan adalah
dilarang Allah Swt. Allah menciptakan semua manusia dari
satu jenis.
3.
Semuan anak Adam adalah satu
keluarga. Karena semua dari satu ayah dan satu ibu. Untuk
itu semuanya harus saling menghormati seperti keluarga
sendiri.
4.
Tuhan mengetahui niat kita. Kita tidak patut
mempraktikkan diskriminasi terhadap sesama manusia mekipun dalam hati.
POKOK-POKOK
KANDUNGAN AYAT
1.
Mengingatkan kepada kita agar
senantiasa bertakwa kepada Allah dan mengingatkatkan akan kekuasaan-Nya yang
telah menciptakan manusia dari satu iradah itu berhubungan dalam satu rahim,
bertemu dengan satu koneksi, yang telah menciptakan manusai dari satu radah ini
niscaya akan sirnalah dalam perasaan mereka semua perbedaan-perbedan golongan,
ras, kasta, waran, kulit, bangsa yang muncul dalam kehidupan kita
2. mengajar
kekeliruan-keliruan pandangan yang menyakitkan dan merendahkan wanita, Yaitu
pandangan yang menggambarkanwanita dengan aneka gambar yang hina, dan
menganggap mereka sebagai sumber kekotoran dan kenajisan, keburukan dan bencaba
padahal dia juga berasal dari diri yang pertama itu dengan fitrah dan
tabiatnya, yang di ciptakan oleh Allah untuk menjadi istri baginya, dan untuk
mengembangbiakan leki-laki dan wanita yang banyak dari keduanya, karena itu
tidak perbedan mengenai asal usul dan fitrahnya
3. Menjaga keluarga dengan di pelihara keluargaan
ini, di kokohkan tali temalinya, dimantapkan hubungannya, dan dilindungi dari
segala hal yang melemahkan bangunan tersebut, serta salimg mengisi dan
melengkapi sebagian terhadap sebagian yang lain didalam membangun keluarga yang terdiri dari laki-laki dan
wanita, dan menjalin dan menjaga silaturrahmi.
MUNASABAH
AYAT
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Dalam Q.S Al-Mukminun proses terjadinya Manusia dimulai dari
: (a) Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagai nuthfah (air yang berisi spermatozoa, disebut sperma), (b) yang
kemudian ditumpahkan ke dalam qarar (rahim atau kandungan)Allah menjadikan
nuthfah sebagai alaqah yaitu gumpalan darah yang berbentuk menyerupai buah
lecis atau lintah (c) Dari alaqah Allah SWT menjadikan sebagai mudghah, yaitu
segumpal daging menyerupai daging hancur yang sudah dikunyah (d) Dari mudghah
Allah SWT menjadikan sebagai i’izaam, yaitu tulang atau rangka (e) Kemudian
tulang atau rangka itu dibalut oleh daging (f) Setelah itu Allah SWT menjadikan
sebagai makhluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk manusia yang telah
berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki
2.
Dalam Q.S Al-A’raf ayat 189 yakni :(Dialah) Allahlah (yang menciptakan kamu dari diri
yang satu) yaitu Adam (dan Dia menjadikan) Dia menciptakan (daripadanya
istrinya) yakni Hawa (agar dia merasa tenang) Adam menjimaknya (istrinya itu
mengandung kandungan yang ringan) berupa air mani (dan teruslah dia merasa
ringan) masih bisa berjalan ke sana dan kemari mengingat ringannya kandungan
(kemudian tatkala dia merasa berat) anak yang ada dalam perutnya makin
membesar, kemudian ia merasa khawatir bahwa kandungannya itu nanti berupa hewan
(keduanya bermohon kepada Allah Tuhannya seraya berkata, "Sesungguhnya
jika Engkau memberi kami) anak (yang saleh) yang sempurna (tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur.") kepada-Mu atas karunia itu.
3.
Dalam Q.S
An-Nisa ayat 1: (Hai manusia) penduduk Mekah (bertakwalah kamu
kepada Tuhanmu) artinya takutlah akan siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya (yang
telah menciptakan kamu dari satu diri) yakni Adam (dan menciptakan daripadanya
istrinya) yaitu Hawa; dibaca panjang; dari salah satu tulang rusuknya yang kiri
(lalu mengembangbiakkan) menyebarluaskan (dari kedua mereka itu) dari Adam dan
Hawa (laki-laki yang banyak dan wanita) yang tidak sedikit jumlahnya. (Dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu saling meminta) terdapat idgam ta pada sin
sedangkan menurut satu qiraat dengan takhfif yaitu membuangnya sehingga menjadi
tas-aluuna (dengan nama-Nya) yang sebagian kamu mengatakan kepada sebagian
lainnya, "Saya meminta kepadamu dengan nama Allah," (dan) jagalah
pula (hubungan silaturahmi) jangan sampai terputus. Menurut satu qiraat dibaca
dengan kasrah diathafkan kepada dhamir yang terdapat pada bihi. Mereka juga
biasa saling bersumpah dengan hubungan rahim. (Sesungguhnya Allah selalu
mengawasi kamu) menjaga perbuatanmu dan memberi balasan terhadapnya. Maka sifat
mengawasi selalu melekat dan terdapat pada Allah swt.
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini diharapakan semoga para mahasisiwa dapat memahami isi dari
ayat- ayat tersebut hingga dapat mengambil hikmah di dalamnya dan penulis
mengharapkan masukan, saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agama
Departemen, Al-Quran dan Terjemah-Nya,
CV Penerbit J-ART, Jakarta, 2005.
As-Saqqa,
Sayyid Salamah, Menguak Rahasia
Kehidupan, Kematian, Ruh, dan Jasad, Jakarta, Cendekian, 2006.
Shihab
Quraish, Tafsir Al-Mishbah Pesan,kesan
dan keserasian Al-Quran, Jakarta, Lentera Hati,2002.
Quthb
Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Quran,
Jilid 5, Jakarta, Gema Insani Press, 2003.
Hamka,
Tafsir Al-Azhar, Juz ke-4, Pustaka
Nasional PTE.LTD, Singapura, 2005.
[1] Sayyid Salamah As-Saqqa, Menguak Rahasia Kehidupan, Kematian, Ruh dan Jasad, (Jakarta:
Cendekia, 2006) hlm. 13
[3] Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan,kesan dan keserasian
Al-Quran (Jakarta : Lentera Hati, 2002) hlm. 166
[11] Depaeteman Agama RI, Op cit, hlm. 78
[14] Hamka, Tafsir Al Azhar, (Juz 4, Pustaka Nasional PTE LTD, Singapura) hlm.
1057
terimahkasih telah berkunjung
Ok...
ReplyDeleteWhat I'm going to tell you may sound a little creepy, maybe even a little "supernatural"
WHAT if you could just click "Play" to listen to a short, "miracle tone"...
And INSTANTLY bring MORE MONEY into your life??
I'm talking about thousands... even MILLIONS of DOLLARS!!
Do you think it's too EASY?? Think it's IMPOSSIBLE?
Well, Let me tell you the news.
Sometimes the most magical miracles in life are the easiest to GET!!
In fact, I will provide you with PROOF by letting you listen to a REAL "miracle abundance tone" I've produced...
YOU just push "Play" and watch money coming right into your life.. starting pretty much right away..
TAP here now to experience the magical "Miracle Wealth Building Tone" as my gift to you!!
Sands Casino Review 2021 | Is Online Casino Safe?
ReplyDeletePlay at Sands Casino Canada! 인카지노 The company runs the Microgaming septcasino online casino platform in Canada, the febcasino majority of which is available online